Susi Ajak Akademisi Ikut Jaga Kedaulatan Laut Indonesia
Jakarta, inspiras1nusantara, Dalam kuliah umum di Institut Teknologi Bandung (ITB) pada. Menteri Kelautan dan Perikanan Susi Pudjiastuti mengajak akademisi, ilmuwan, dan praktisi Indonesia untuk ikut berkomitmen menjaga laut Indonesia. Ia juga menghimbau para mahasiswa yang hadir untuk memanfaatkan pendidikan dan pengetahuan yang mereka punya untuk kemajuan bangsa.
Menteri Susi meminta semua pihak ikut menggalang persatuan, solidaritas, nasionalisme, dan kecintaan terhadap aset kelautan Indonesia. Salah satunya dengan menjadi pagar-pagar utama pelaksanaan Perpres No. 44 tahun 2016 tentang Daftar Bidang Usaha yang Tertutup dan Bidang Usaha yang Terbuka dengan Persyaratan di Bidang Penanaman Modal, terutama pasal yang mengatur perikanan tangkap 100% tertutup untuk asing.
Menteri Susi pun menekankan, perikanan tangkap di Indonesia seluruhnya hanya boleh dimanfaatkan oleh masyarakat Indonesia. “Saya ingin sekarang akademisi semuanya harus menjaga. Aturan perikanan tangkap untuk warga negara Indonesia ini harus kita kawal. Jangan biarkan perikanan tangkap kita jatuh ke asing,” ungkapnya.
Menurutnya, kelautan dan perikanan bukan lahan bisnis untuk segelintir orang saja. Ia menyayangkan penguasaan aset di lautan Indonesia oleh sekelompok kecil orang. “Tak boleh ada dominasi penguasaan aset laut, karena laut adalah milik seluruh warga negara Indonesia”, ujarnya.
Menteri Susi juga mengajak akademisi untuk meningkatkan riset di bidang kelautan dan perikanan. Ia menyebut, riset litbang adalah benteng terakhir untuk mencapai kesejahteraan. Menurutnya, Kementerian Kelautan dan Perikanan (KKP) saat ini melalui Badan Pengembangan Sumber Daya Manusia dan Pemberdayaan Masyarakat Kelautan dan Perikanan (BPSDMPKP) terus berusaha membangun manusia-manusia perikanan yang berpendidikan. KKP juga akan membangun dua pusat riset kelautan yang bertempat di Pangandaran (PIAMARI/Pangandaran Integrated Aquarium dan Marine Research Institute) dan Morotai (MIAMARI/ Morotai Integrated Aquarium dan Marine Research Institute), yang direncanakan akan rampung 2018 mendatang.
“Saya persilakan ilmuwan-ilmuwan ITB bergabung melakukan penelitian-penelitian, akan selesai (pembangunan pusat riset kelautan) tahun 2018. Kita bangun dua, satu di Morotai, dan satu di Pangandaran. Kita mungkin akan bangun empat atau enam, tiap tahunnya bangun dua, supaya kita bisa tahu semua titik kelautan Indonesia,” ungkapnya.
Susi mengungkapkan, saat ini kelautan Indonesia belum dimanfaatkan secara maksimal. Masih banyak zonasi laut yang belum selesai. Banyak pula terjadi tumpang tindih aturan dan kepentingan. “Saya meminta akademisi harus bisa membuat studi analisis yang benar dengan penuh integritas dan tanggung jawab. Jangan sampai akademisi malah dimanfaatkan untuk membenarkan sesuatu yang salah. Kita akan lakukan riset yang berkelanjutan. Riset yang dilakukan harus berkelanjutan dan jelas manfaatnya. Jangan sampai hanya menghabiskan banyak biaya dan mengganggu alam. Kita tidak boleh merubah kultur alam,” terangnya.
Untuk itu, Menteri Susi berpesan kepada para insinyur agar dapat mengkombinasikan keahlian teknik dengan ekologi, agar tak menyebabkan kerusakan pada lingkungan. Selain itu, Ia meminta semua pihak, khususnya para ahli teknik untuk membantu inovasi pembangunan logistik perikanan agar gini rasio Indonesia semakin kecil.humas/linda.