Sinergi Pewarta Foto, Biro Pers dan Paspampers, Hasilkan Foto VVIP ‘Berkelas’

Gaya Hidup, Home

Jakarta, inspiras1nusantara, mengabadikan kegiatan Presiden susah-susah mudah terutama mendapatkan sudut pandang yang menarik. Kita tahu dimanapun orang nomer satu di Republik ini berada selalu dikelilingi pasukan keamanan. Pewarta foto istana dan Paspampres membocorkan kiat bagaimana memotret Presiden dengan angle yang pas sehingga menjadi foto yang menarik, lewat diskusi “Memotret Presiden dari Dekat”.

Diskusi tersebut berbarengan dengan pameran foto seputar kegiatan Presiden, di salah satu pusat perbelanjaan di Jakarta Barat. Diskusi menghadiri Kolonel Inf. Gogor Asops Danpaspampres, Chandra Agung Kurniawan Kabag Peliputan Istana Kepresidenan, dan Puspa Perwitasari pewarta foto Antara.

Selaku pihak pengamanan VVIP, Gogor mengatakan, kadang dirinya bersinggungan dengan pewarta foto terutama saat Presiden melakukan kunjungan mendadak. Ia pun menceritakan pengalamannya kenapa kerap berbeda pendapat dengan para pewarta yang ingin meliput kegiatan Presiden.

Baginya objek (Presiden-red) harus terlindungi keamanannya, siapapun yang mendekat ke Presiden wajib dicurigai meski orang tersebut sudah ia kenal. Bahkan Agung salah satu pembicara diskusi pun ia waspadai bila tidak ada di daftar pihak-pihak yang akan meliput.

Para pembicara dan moderator diskusi “Memotret Presiden dari Dekat” tunjukan cendera mata buku kumpulan foto para pewarta istana.foto:linda herawati.

Lalu bagaimana dengan masyarakat yang ingin ber-swa foto dengan Presiden?, ia katakan pihak punya prosedur yaitu quick sceming dan quick scanning, dan Paspampres harus selalu ‘parno’ Paspampres melihat orang harus selalu sebagai ancaman, siapapun itu.

Paspampres selalu berada dekat dengan Presiden, harus siap aman. Kesatuan ini punya motto, setia waspada dan perisai hidup. Apapun yang terjadi paspampres harus menjadi perisai hidupnya Presiden.

Sementara Puspa jurnalis foto Antara mengungkapkan, mengabadikan foto Presiden secara dekat, sebenarnya para pewarta difasilitasi pihak biro pers istana. Dan kita juga menghormati aturan yang sudah dibuat biro pers dan Paspampres.

Menurutnya, menghasilkan foto yang layak ‘konsumsi’ media, pewarta foto harus berkoordinasi dengan biro pers istana yang memfasilitasi media, dan berkomunikasi dengan Paspampres yang menjaga keselamatan Presiden.

Sedangkan Agung Kabag Peliputan Istana menjelaskan, acara presiden Jokowi lebih banyak bersifat mendadak, kami tidak menyiapkan tempat dan tidak menyiapkan sudut lokasi pengambilan gambar. Tapi kami spontan mengarahkan rekan-rekan kameramen dan juru foto untuk mengambil momen tersebut.

Menurutnya, foto Presiden saat ini lebih banyak variasinya dibanding para pendahulunya. Tapi memang tak semua orang suka dengan Presiden, maka kami memiliki dokumen foto asli, dan akan digunakan untuk meng-conter bila suatu hari ada foto yang diedit dengan maksud kurang baik.

Sebelum diskusi ditutup, Gogor berpesan, bila berada dikerumunan saat bersama Presiden. Presiden sangat dekat dengan masyarakat, jadi kita harus saling menjaga. Bila masyarakat cinta kepada Presiden, kalau ada hal-hal yang mencurigakan kita harus melaporkan pada aparat setempat, saling menjaga keamanan. Presiden bukan hanya dijaga Paspampres tapi juga harus dijaga semua masyarakat.linda.

Leave a Reply