Puskoppas Masa Bodoh, Pasar Timbul Barat Terbengkalai

Megapolitan

Jakarta, Mencoba bisnis lain itu baik tapi bila bisnis yang dijalan merugikan orang lain itu brengsek. Pusat Koperasi Pasar (Puskoppas) ‘bertransformasi’ menjadi developer (pengembang) pasar modern. Salah satu yang mereka bangun adalah pasar Timbul Barat, Tomang Tinggi, Jakarta Barat, kini pembangunannya terbengkalai akibat Puskoppas selaku pengembang kesulitan dana dan mengabaikan tagihan kontraktor per termin yang sebelumnya sudah disepakati.

Coba-coba di bisnis properti terutama merubah pasar tradisional menjadi pasar modern yang dilakukan Puskopas bukan tanpa sebab, karena koperasi itu merasa dekat dengan Perumda Pasar Jaya yang memang selama ini saling membutuhkan. Akhirnya memberanikan diri menjadi pengembang meski dana yang mereka punya hasil kolekan para pedagang pasar sebagai iuran wajib perbulan anggota koperasi. Puskopas pun mengantongi ijin dari Perumda Pasar Jaya membangun pasar Timvar

Menurut Ketua Koperasi Pasar Timbul Ujang,  pasar Timbul bukan yang pertama mereka bangun, sebelum ada empat pasar tradisional yang mereka ‘rubah’ jadi pasar modern. Entah kenapa di proyek kelima Puskopas terengah-terengah kehabisan daya, dananya menepis. Mereka pun mengandeng kontraktor untuk membangun pasar Timbul sekaligus pendana pembangunan itu.

Kesepakatan antara Puskoppas (developer) dan RBP (kontraktor) sepengetahuan Perumda Pasar Jaya selaku pemilik lahan. Dalam perjanjian antara developer dan kontraktor salah satunya mengenai pembiayaan, dimana pengembang turut membiaya pembangunan yang akan dibayarkan dalam jangka waktu tertentu.

Pembangunan pasar Timbar dimulai 2014 rencananya selesai dalam waktu dua tahun, namun hingga kini pasar itu belum juga selesai. Menurut sumber, pembangunan tersendat-sendat karena Puskoppas lalai menjalankan kewajibannya menyerahkan dana ke pihak kontraktor. Memang bukan tidak sama sekali setor dana pembangunan, tapi yang mereka serahkan tak sesuai jadwal yang sudah disepakti.

Awal Agustus lalu penampungan sementara pedagang pasar Timbul ludes terbakar, pedagang yang kehilangan lapak kini mengisi toko-toko di pasar Timbul yang belum selesai dibangun. Mereka masuk ke pasar atas seijin pengelola pasar dan mengabaikan keselamatan pedagang dan pembeli, pasar itu semestinya belum layak digunakan.

Pembangunan macet, Perumda Pasar Jaya berinisiatif menyelesaikan pembangunan dengan menunjuk kontraktor baru. Padahal pembangunan pasar Timbul sudah mencapai 60 persen yang dikerjakan kontraktor pertama, penunjukan kontraktor itu mengabaikan perjanjian antara Puskopas dengan RBP sebagaimana diketahui Perumda Pasar Jaya.

Puskopas selaku pengembang malah mentolelir keputusan Pasar Jaya, mereka tak berbuat apapun serta bersikap acuh atas perjanjian dengan RBP. Kontraktor pertama berulang kali meminta Puskoppas dan Pasar Jaya menjelaskan hal tersebut dan menagih janji Puskopas soal pembiayaan tapi hanya dianggap angin lalu.

Geram tak ditanggapi kedua pihak, akhirnya kontrak pertama mengadu ke Legislatif. Aduan mereka diterima Sekretaris Komisi B dari Fraksi PDI-P, ia pun berjanji akan mempelajari permasalahan tersebut dan siap memanggil semua pihak ke DPRD DKI. Dalam waktu dekat Komisi B yang membidangi masalah ekonomi dan pasar bakal mengundang mereka untuk menjelaskan kenapa pembangunan pasar Timbul terbengkalai.apr/foto:istimewa.

Leave a Reply