Pengamanan KTT WIEF, Satgas Laut Siagakan Tiga KRI
Jakarta, inspiras1nusantara, Dalam rangka pengamanan vvip delagasi KTT WIEF, Armada Barat sebagai satgas laut akan mengerahkan tiga KRI, pasukan Katak, dan pasukan pengamanan pangkalan, serta pelabuhan. Hal itu ditegaskan Lhaksma TNI Hutabarat selaku komadan Satgas Laut kala menggelar pasukan dan laithan tempur di laut.
Lebih lanjut dikatakan, tugas pengamanan laut dilimpahkan ke pundaknya oleh Pangarmabar, untuk pengamanan vvip konferensi negara-negara Islam. Usai apel kesiapan pasukan, dirinya memantau anggotanya melakukan latihan tempur di laut.
“Sekarang kita coba melakukan peran tempurnya, saat ini mereka tengah menuju pos-pos peran tempurnya latihan jika terjadi situasi mendadak mereka siap” paparnya saat menjelaskan pada media ketika menyaksikan aggotanya berlatih dari atas KRI.

Menurutnya, sekitar 1500 anggota TNI AL diterjun untuk pengamanan KTT, sementara 600 anggota yang ada dibawah komandonya. Mereka telah berlatih beberapa minggu sebelum pelaksanaan konferensi yang akan digelar di Jakarta.
Ketika ditanya ancaman apa yang paling menonjol, menurutnya saat ini Jakarta dalam keadaan kondusif meski demikian selaku tuan rumah Indonesia tetap harus menjaga keamanan para delagasi. Selaku komandan satgas laut tugas utama pasukannya adalah menjaga wilayah perairan di sekitar ibukota, pelabuhan dan pagkalan.
Mengenai ancaman teroris dengan tegas Lhaksamana Pertama itu mengatakan, kegiatan yang dilaksanakan ada atau tidak ada kegiatan KTT mereka tetap melakukan latihan dalam kesaharian. Latihan itu tetap berjalan seperti biasa apalagi lagi ada pengamanan KTT WIEF tentu nsur dibawah Lhaksma Hutabarat mengantisipasi ancaman tersebut.
“Ancaman teroris itu sudah menjadi bagian peperangan atau ancaman sebagai doktrin yang diterapkan di TNI, apapun yang terjadi ancaman teroris itu menjadi antispasi kita, memang skalanya berubah-ubah sesuai data intelejen”, tandasnya.
Tapi ancaman teror itu bukan ancaman yang sehari dua hari, maka haris disiapkan antispasi sejak din, jadi kegiatan itu terus dilaksanakan. Ancaman terorois itu tidak bisa dilakukan oleh single servis tapi juga kerjasama bukan hanya internal TNI saja tapi juga harus dengan Polri, instansi lain seperti Imgrasi, Kemenlu dan lainnya.linda.