Pembebasan Sandera, TNI Masuk ZEE Filipina
Jakarta, inspiras1nusantara, Pembebasan sandera Abu Sayyaf, pasukan TNI siaga di perairan pulau Pata, Filipina dekat pulau Sulu tempat 4 WNI disandera. Tak hanya diperbatasan namun pasukan TNI sudah masuk ke zona ekonomi eksklusif negeri beribukota Manila itu.
Pangkostrad Letjen TNI Edi Rahmayadi selaku Pangkoops pembebasan sandera mengatakan, dua bulan lamanya pasukan sudah bersiaga di Tarakan, Kalimantan Utara, pasukan dipusatkan disana menurutnya berhadapan langsung dengan perairan Filipina.
Dikatakan, 3 hari sebelum pembebasan dirinya mendapat informasi mengenai situasi perkembangan 4 WNI yang disandera. Dari situlah ia melakukan inisiatif, merapat personilnya dan peralatan tempurnya, termasuk 5 kapal perang disiagakan di Tarakan. Di hari itu ia dan pasukannya sudah masuk perbatasan antara Indonesia dan Filipina.
“Bahkan saya sudah masuk ke ZEE Filipina, saya berputar-putar disana. Saya masuk ke sana begitu dapat informasi, dan saya dapat perintah dari PanglimaTNI, saya masuk bahkan sampai ke perairan di depan pulau Pata, itu di depan pulau Sulu, masuk sampai 12 mil dari Pata”, tandasnya.

Di titik itu terjadi komunikasi antara Angkatan Laut Filipina dan pihaknya, mereka berkoordinasi menentukan titik temu antara mereka. Penentuan posisi alot, akhirnya Pangkostrad menentukan kordinat lokasi pertemuan antara keduanya, guna menyerahkan 4 sandera WNI itu.
Akhirnya 4 WNI diserahkan tentara Filipina ke tangan pasukan TNI di titik yang telah ditentukan. Meski ada isu pembebasan sandera Abu Sayyaf ini ditebus dengan sejumlah uang, Edi selaku Pangkoops pembebasan sandera dengan tegas mengatakan tidak ada uang sepeserpun yang diserahkan ke kelompok bersenjata untuk pembebasan mereka.
“Yang jelas tidak pakai tebusan, tebusan, kalau pun ada tebusan saya tidak tahu. Tugas saya adalah amankan, selamatkan warga kita itu perintah Panglima TNI, dan itu saya lakukan. apapun resikonya akan saya lakukan untuk melakukan itu”, tegasnya.
Sebelumnya memang sudah dipersiapkan operasi militer guna pembebasan sandera WNI oleh kelompok bersenjata Filipina, karena Undang-undang Filipina melarang pasukan asing masuk wilayahnya maka TNI tak bisa menggelar operasi tersebut. Namun berkat diplomasi yang intent dilakukan pemerintah akhirnya semua sandera WNI bisa dibebaskan.
Menurutnya, pemerintah lah yang melakukan komunikasi dengan pemerintah Filipina, sementara pasukan TNI yang disiagakan hanya sebagai pelaksana. “Presiden memeritahkan Menterinya dan salah satunya pasti Panglima TNI, saya adalah pelaksana. perintahkan ambil, ambil, perintahkan amankan, ya saya amankan”, tuturnya.
Usai sudah drama penyandaraan 14 WNI oleh kelompok bersenjata Filipina, beberapa hari sebelumnya 10 WNI yang disandera telah dibebas, sedangkan 4 lainnya baru tiba di bandara Halim Perdanakusuma. Namun pasukan yang disiagakan di Tarakan belum ada rencana kapan akan ditarik, masih menunggu perintah Panglima TNI apakah akan segera dikembalikan ke satuan masing-masing atau tetap bertahan disana.linda.