Pangkostrad: Wartawan Wajib Bela Negara
Jakarta, inspiras1nusantara, Setiap Warga negara wajib membela negaranya, siapa dan apapun profesinya harus turuntangan membela kedaulatan bangsa. Panglima Kostrad (Pangkostrad) Letjen TNI Edy Rahmayadi menegaskan, semua komponen bangsa wajib bela negara, termasuk wartawan, ada tiga kategori yaitu utama, cadangan, dan pendukung, ada dimana wartawan?, saat tatap muka dengan awak media di Mako Divisi-1 Kostrad, Cilodong, Depok.
Bela negara wujudnya beraneka macam, yang banyak orang paham mempertahankan negara dari serangan musuh adalah dengan mengangkat senjata. Karena itu tak salah bila Pangkostrad mengajak awak media mengenal tempat latihan tembak Divisi-1 Kostrad dan mencoba langsung senjata SS-1 buatan Pindad yang digunakan prajurit TNI, Jumat lalu.

Dikatakan, apapun alasannya semua warga negara harus siap bela negara, jangan sampai kita gugup (ditujukan pada awak media-red) saat angkat senjata. “Sebelahnya yang menekan picu, tapi dia yang Istighfar, spontan menyebut Astagfirullah”, tambahnya mengingat ada beberapa awak media kaget saat mendengar suara letusan.
Sekitar 40 awak media mencoba senjata, hasilnya bisa diduga. Dari 10 peluru yang disediakan yang masuk lingkaran tak lebih dari 3, selebihnya ada yang menembus tanah atau mengenai sasaran rekan disebelahnya. Sementara posisi petembak, tidur di tanah (tiarap), sambil memegang SS-1 berat sekitar 4kg.
Edy kembali mengingatkan para awak media untuk siap bela negara, sesuai dengan profesinya. Tugas awak media memang mencari dan menyebarkan informasi tapi jujur dalam pemberitaan. Berita harus sesuai fakta dan tidak mem-blow up insiden ringan menjadi isu nasional.
ia juga mengingat peristiwa peliputan beberapa media saat dirinya melakukan operasi di Aceh. Menurutnya, ia bukan tak ingin media meliput operasi dengan melarang ikut, tapi, ia tak ingin membahayakan orang lain diluar anggota militer terjun dalam operasi.
Media sebagai kekuatan ke-empat wajib ikut bela negara, sesuai profesinya. Setidaknya tidak Menyiarkan berita yang tidak sesuai fakta dan dari sumber yang jelas. karena itu, menurutnya lagi, wartawan berada di posisi cadangan, sebab mereka sudah paham terutama yang biasa meliput kegiatan TNI.
Diperlukan kejujuran di Republik ini, baik kejujuran dari para wartawan sebagai kuli tinta, maupun Kostrad yang bertugas pokok membina kesiapan operasional, serta penyelenggaraan Operasi Pertahanan Keamanan tingkat strategis. “Tugas Kostrad tidak beda dengan wartawan, kita sama-sama menjaga kedaulatan bangsa ini”, pungkas Pangkostrad mengakhiri pembicaraannya.apr.