Luhut B Panjaitan: Bangun Industri Nasional Harus Kuasai Pengolahan Material
Jakarta, inspiras1nusantara, Menko Kemaritiman dan Investasi Jendral (Purn) Luhut Binsar Panjaitan menjadi pembicara kunci seminar nasional yang digelar Seskoal. Ia mengatakan, selama ini kita serba impor, karena itu saat ini kita mulai membangun industri dalam negeri. Dari sekian negara hanya China yang mau berbagi ilmu untuk membangun industri mulai dari material mentah hingga tercipta peralatan modern dengan memanfaatkan teknologi maju.
Dalam pemaparannya, mantan Danjen Kopassus ini mengungkapkan alasan kenapa Negeri Tirai Bambu yang banyak berinvestasi ke kita. Menurutnya, semua negara maju ditawarkan seperti Jepang, Korea Selatan, maupun negara-negara Eropa. Tapi semua negara tersebut enggan mentransfer pengetahuannya mengenai industri maju, hanya China lah yang membuka diri dan sepakat dengan ketentuan dan keinginan Indonesia.
“Jepang, Korea, negara Eropa kita datangi tapi mereka menolak dan malah menawarkan kita untuk membeli saja produk mereka. Selama ini kita serba impor, kapan kita punya industri dalam negeri. Padahal sumber daya alam kita berlimpah, negara-negara tersebut membeli dari kita”, ujarnya.
Lalu ia mengatakan, hanya China yang terbuka, mereka mau mentransfer pengetahuannya bagaimana membangun industri. Sejak beberapa tahun ini, kita mengirimkan tenaga ahli ke sana untuk mempelajari bagaimana mengolah sumber alam seperti nikel jadi punya nilai tambah. Selama ini Indonesia hanya mengekspor nikel ‘mentah’ ke negara-negara maju.

Menurutnya, nanti mereka yang dikirim ke China akan menguasai teknologi bagaimana meng-ekstrak nikel menjadi bahan baku penunjang industri. Dengan mereka menguasai teknologi itu, bukan hanya nikel tapi bahan tambang lainnya juga bisa, karena teknologinya sudah dikuasai.
Membangun industri dalam negeri dimulai menguasai teknologi mengolah sumber alam menjadi bahan baku industri. Menurutnya, memang hal itu butuh waktu beberapa tahun, jadi nanti yang menikmati itu anak cucu kita. Ini yang akan kita tinggalkan untuk generasi penerus bangsa.
Saat sesi tanya jawab, salah satu Perwira Siswa Seskoal menanyakan, bagaimana peran TNI khususnya Angkatan Laut dalam menjaga keamanan laut, karena ke depan peran Cost Guard (Bakamla) dominan. Luhut pun menjawab, soal keamanan dimulai dengan adanya peta laut tentang segala hal, jika kita punya itu tugas pengamanan mudah dipetakan.
“TNI AL usianya sudah 72 tahun, apakah punya kapal ocean going kapal cepat kelas freegat, menurut teman saya tidak ada. Maka saya katakan pada Menhan, kau harus bikin satu kapal itu agar personel muda menyergap”, tandasnya.
Dikatakan, perang saat ini harus mengandalkan teknologi, tak lagi secara konvensional. Begitu juga TNI AL harus dengan teknologi. Angkatan Laut tak punya tanker, bagaimana mau operasi di Natuna kapal pembawa bahan bakar tidak ada. AL juga harus menggunakan drone, agar efektif saat menjaga keamanan wilayah laut kita. Luhut pun menutup pembicaaraannya di seminar yang mengangkat tema “Lima Tahun Kedua: Visi Poros Maritim Dunia untuk Bangun Maritim Indonesia Menuju SDM Unggul Indonesia Maju”.linda.