Gelar Seminar, Kemenko Maritim Samakan Persepsi Sejarah Kapal Tradisional

Home, Nasional

Jakarta, inspiras1nusantara, Selama ini kita terpaku dengan sejarah kemaritiman, padahal kapal sebagai alat utama transportasi maritim tak pernah disentuh. Karena itu Kemenko Kemaritiman membedah sejarah pembuatan kapal tradisional lewat seminar “Sejarah Kapal-Kapal Nusantara”, di Museum Bahari, Jakarta.

Deputi IV Bidang Kordinasi SDM, Iptek dan Budaya Maritim Safri Burhanuddin mengatakan, tujuan digelarnya seminar itu untuk menyamakan persepsi bagaimana proses evolusi pembuatan kapal tradisional. Dan ternyata dari seminar itu juga semua peserta mengerti bukan hanya evolusi tapi juga sejarah saat itu.

Deputi IV Kemenko Kemaritiman Safri Burhanuddin (foto: linda herawati)

“Seminar tidak bicara tentang sejarah maritimnya tapi perubahan sejarah pembuatan kapal. Kenapa Sriwijaya mau diperangi sama India, karena mereka mau kuasai selat Malaka. Sriwijaya melemah muncul kerajaan di Jawa masuk menguasai. Untuk menguasai itu butuh armada kapal, ini berkembang juga”, tandasnya.

Menurutnya, target seminar ini memberi persepsi sejarah kapal-kapal, menurut data disebutkan Pinisi sudah ada sejak abad 10. Dari seminar ini, ternyata Pinisi sudah ada sejak 1860. Pinisi berkembang karena pengetahuan dari masyarakat, karena kondisi alam akhirnya berkembang.

Pembuatan kapal berevolusi karena pengaruh ombak, pengaruh alam sehingga mereka berkembang. Dan memang sejak dahulu masyarakat Bugis-Makasar menguasai peralatan kapal, maka kapal tradisi mereka paling cepat berkembang karena sebagai alat transportasi utama.

“Tapi dasar yang ingin kita sampaikan secara keseluruhan, kapal tradisional kita sebetulnya kapal Cadik. Kalau kita lihat peta penyebaran pusatnya itu sekitar Sulsel, Jatim, dan Bali. Di Samudera Hindia pusatnya tiga kawasan itu”, pungkasnya.

Dikatakan, salah satu pembicara adalah warga Belanda yang sudah 30 tahun berkelana di Indonesia. Ia mengumpulkan informasi dan meneliti mengenai sejarah kemaritiman termasuk sejarah pembuatan kapal tradisional. Apa yang telah dilakukan Hourst H. Liebner (sejarahwan dan antroplog) , bisa menjadi refrensi ilmiah mengenai riwayat kapal tradisional.

Namun ada satu pertanyaan yang belum terjawab, yaitu apakah perang tempo dulu itu ada di darat atau di atas kapal. Sementara sejarah kerap mencatat perang selalu berada di daratan, kapal digunakan hanya untuk mengangkut prajurit untuk melakukan peperangan.linda.

Leave a Reply