Batan Kembangkan Plastik Ramah Lingkungan
Jakarta, inspiras1nusantara, Hampir sebagian besar sampah di ibukota merupakan plastik yang sulit terurai hingga ratusan tahun. Karena itu pemerintah lewat Kementerian Lingkungan Hidup dan Kehutanan (KLHK) menerapkan kebijakan kantong plastik berbayar. Menjawab kebutuhan itu Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) kembangkan plastik ramah lingkungan, memanfaatkan nuklir.
Menurut penuturan Dirjen Pengelolaan Sampah, Limbah dan B3, KLHK, lebih dari sejuta kantong plastik digunakan setiap menit dan hanya sekitar 50 persen yang digunakan sekali pakai lalu menjadi sampah. Dari total plastik itu, hanya sekitar 5 persen yang dilakukan daur ulang. Indonesia menduduki peringkat terbesar kedua penghasil sampah plastik setelah Tiongkok yang dibuang ke laut. Sampah itu bisa membunuh sekitar 10 ribu biota laut karena dianggap sebagai makanan.
Berdasarkan data Asosiasi Pengusaha Ritel Indonesia ( Aprindo), penggunaan kantong plastik mencapai sekitar 300 lembar perhari per gerai/toko. Jumlah gerai seluruh Indonesia mencapai 90 ribu, yang artinya menghasilkan 9,85 miliar lembar kantong plastik bersifat bahan berbahaya dan beracun (B3) di dalam tanah dan sangat sulit terurai bakteri (mikroorganisme).

Menurt ahli sampah Jerman Benjamin Bongardt, plastik baru bisa terurai setelah berada di dalam tanah kurang lebih 450 tahun. Sulitnya plastik terurai disebabkan material plastik terbuat dari minyak bumi yang memiliki ikatan antarmolekul sangat kuta, tidak mengandung gugus molekul yang disukai bakteri, dan hidropobik (tidak suka air), sehingga bakteri sulit mengurai atau memakan molekul plastik. Apabila kondisi itu tidak diatasi maka permasalahan lingkungan akibat sampah plastik akan semakin besar.
Mengubah gaya hidup melarang penggunaan plastik mungkin sulit, meski dikenakan plastik berbayar tak akan banyak berpengaruh mengendalikan penggunaan plastik. Karena itu, perlu solusi yang tepat untuk menyelesaikan masalah tanpa harus mengubah kebiasaan menggunakan kantong plastik, yaitu membuat produk plastik ramah lingkungan.
Teknologi nuklir dapat menjadi solusi yang tepat untuk mengatasi penggunaan plastik konvensional. Radiasi gamma dan berkas electron dapat digunakan untuk membuat bahan baku pembuatan plastik (biji plastik) dari bahan kopolimer yang mudah diurai oleh alam dalam waktu yang sangat singkat. Proses penyinaran radiasi terhadap bahan plastik tidak akan mengakibatkan bahan yang disinari menjadi radioaktif sehingga aman bagi penggunanya.
Sifat lainnya hampir sama dengan bahan plastik konvensional, yaitu mudah dibentuk, diwarnai, dan dapat digunakan bukan hanya dalam bentuk kantong plastik tapi juga bisa digunakan untuk pembuatan vas bunga, pot, produk hiasan, piring, gelas, dan lainnya.
Kepala Badan Tenaga Atom Nasional (BATAN) Djarot Sulistio Wisnubroto mengatakan, pihaknya selalu menegaskan bahwa nuklir untuk kesejahteraan bahkan membantu bagaimana mengatasi masalah lingkungan. Termasuk yang saat ini jadi tren, menghindari penggunaan kantong plastik dalam berbelanja.
Produk teknologi plastik ramah lingkungan dikembangkan Pusat Aplikasi Isotop dan Radiasi (PAIR) BATAN dengan menggunakan komposit limbah tapioka. Prosesnya dimulai dengan membuat biji plastik dengan berbasis limbah tapioka dan beberapa bahan polimer lainnya agar mudah terurai secara alami. Selanjut bahan itu diproses menjadi kopolimer dengan menggunakan teknologi radiasi.
Penyinaran radiasi gamma memerlukan waktu sekitar 2-3 jam dengan dosis 10 kilo Gray. Apabla tak menggunakan radiasi maka proses pembentukan kopolimer memerlukan suhu 60 derajat celcius, yang berarti memerlukan energi listrik dalam jumlah besar. Keunggulan lainnya plastik ramah lingkungan adalah proses pembuatannya relative cepat dan produk yang dihasilkan bisa terurai dalam tanah sekitar 2-6 bulan.
“Teknologi plastik yang mudah diurai sudah dikembangkan BATAN sekitar 15 tahun lalu. Jadi nuklir bisa menolong manusia, tidak selalu membahayakan”, pungkasnya.
BATAN sendiri bekerjasama dengan PT Sarana Tunggal Optima untuk mengoptimalkan teknologi radiasi untuk memproduksi plastik ramah lingkungan untuk ditingkat pada skala industry. Penggunaan plastik ramah lingkungan dapat menjadi solusi tepat mengatasi limbah plastik konvensional yang jumlahnya terus meningkat.linda.